Rabu, 15 Februari 2012

Pendidikan Indonesia dalam Realita

Posted by WAHYUDIN ANTON On 06.03



Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh  pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia.


Tentunya,tujuan dan sasaran pendidikan di atas akan dapat tercapai melalui peran aktif semua pihak yang terlibat yakni orangtua, tenaga pendidik, siswa-siswi, pemerintah, dan  masyarakat, serta keberadaan dana pendidikan yang cukup pula. Di Indonesia, proses pendidikan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, sehingga apa yang menjadi sasaran pendidikan tersebut belum dapat diwujudkan. Keadaan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, jumlah penduduk yang sangat besar, kondisi geografis Indonesia yang luas serta belum maksimalnya peran serta seluruh komponen bangsa menjadi kenyataan yang dapat memperlambat proses pembangunan pendidikan nasional.


Semua ilmu pengetahuan awalnya adalah produk kegelisahan akal budi dan nurani guna meringankan beban hidup manusia. Celakanya, banyak kaum profesional dan birokrat yang dengan ilmu dan jabatannya malah menjadi penindas rakyat. Rakyat amat merindukan pemimpin senantiasa mempertahankan prinsip hidup terhormat, hidup yang dipimpin suara hati, meski bisa jadi harus siap hidup sederhana. Itu semua harus dimulai dari pendidikan keluarga dan sekolah yang menjunjung tinggi pendidikan karakter.


Lain dari beberapa permasalahan di atas tentunya masih banyak problem yang tidak seharusnya terjadi di Negeri tercinta kita ini. Pemerintah menjanjikan anggaran 20% untuk pendidikan tapi ironisnya masih banyak sekali anak-anak bangsa yang justru putus sekolah hanya karena tuntutan ekonomi. Sekian banyak iklan yang menjanjikan pendidikan gratis juga seakan hanya menjadi pemanis bibir yang tak pernah dirasakan oleh rakyat (maaf) miskin. Jika hal semacam ini tidak segera mendapatkan penanganan serius maka jangan berharap Indonesia akan menjadi Negara yang berkemajuan.

Sabtu, 11 Februari 2012

Jika Allah Sudah Berjanji………..! (Terilhami dari sebuah kisah nyata)

Posted by WAHYUDIN ANTON On 11.40

Pagi itu matahari seakan malu untuk keluar dari peraduannya, dedaunan yang awalnya basah mulai mengering dari embun malamnya, begitu juga suara jangkrik yang perlahan menghilang entah kemana berganti dengan nyanyian burung-burung sambil menari indah dari ranting satu ke ranting lainya adalah gambaran satu sisi keindahan desaku, desa Plososetro. Secara geografis desa ini masuk dibagian barat Kabupaten Lamongan. Iya, sebuah desa dimana aku pertama kali melihat Dunia.
Ketika puluhan juta orang seakan sedikitpun tak merasa bersalah disaat waktunya berjalan begitu saja dan baru akan merasa bersalah bahkan berdosa ketika sedang diputus cinta oleh sang Kekasih. Maka Aku, pagi itu begitu asyik dipojok teras rumah dengan laptop miniku, sekedar ingin memaknai setiap detik kesempatan yang diberikan Allah Swt kepadaku, “Dan demi waktu, sesungguhnya orang-orang dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan kesabaran” (QS Al-Ashr: 1-3)